Tuesday, May 23, 2017

38 Juta Potong Plastik Ditemukan di pulau Tak Berpenduduk di Selatan Pasifik

Pulau Henderson diperkirakan menyimpan 18 ton sampah plastik, merupakan rekor tertinggi di dunia dalam hal kepadatan sampah.



 

Daerah ini merupakan daerah paling terpencil di pasifik, merupakan atol yang tidak berpenduduk.  Sebanyak 99.8% dari polutan yang ditemukan adalah plastik.  Temuan ini merupakan bukti telah terjadi katastropik 



Peneliti dari Universitas Tasmania dan UK Royal Society for the Protection of Birds memperkirakan kepadatan mencapai 4,500 potong sampah/m2. 
Pada Februari, laporan peneliti menunjukkan level yang luar biasa pencemaran Palung Mariana, yang bersumber dari industri kimia dan plastik seluruh dunia.  Padahal Palung ini adalah tempat paling terpencil dan paling tidak dapat diakses di seluruh dunia.
Pada Konferensi Laut Dunia di awal Maret lalu, Indonesia berkomitmen untuk menganggarkan 1 juta USD untuk mengurangi sampah plastik dan polutan perairan lainnya, dengan target pengurangan 70% sampah perairan dalam waktu 8 tahun.

Laver, tim peneliti, mengatakan bahwa setiap individu dan pemerintahan harus berperan dalam pengurangan polutan plastik.  dia menekankan " Bagi saya, polusi plastik di laut adalah perubahan iklim baru, sehingga jangan sampai kesalahan yang sama terulang lagi.  Kita telah berdebat selama 40 tahun apakah perubahan iklim benar terjadi atau tidak.  Marilah tidak usah menunggu sains, tidak usah berdebat.  Jumlah plastik di perairan benar - benar fenomenal dan kita harus melakukan sesuatu sekarang"

Sumber : Guardian.com



KIP tolak permohonan membuka kajian reklamasi Teluk Jakarta

Upaya membuka naskah akademik kajian reklamasi di teluk Jakarta sementara kandas. Komisi Informasi Pusat (KIP) menolak gugatan sengketa informasi hasil komite gabungan reklamasi Teluk Jakarta yang dimohonkan Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta.
Majelis komisioner menilai Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sudah cukup akuntabel dengan memberikan daftar rekomendasi soal reklamasi Teluk Jakarta berupa presentasi melalui program komputer untuk presentasi powerpoint.
Ketua Majelis Komisioner, Evy Trisulo mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah menjalankan kewajibannya dengan memberikan ringkasan dokumen rekomendasi. "Memutuskan, menolak permohonan informasi pemohon untuk seluruhnya," kata Evy Trisulo.
Meski menolak permohonan informasi, Evy menyatakan pendapat yang berbeda atau dissenting opinion. Ia menyatakan bahwa hanya beberapa dokumen yang mempunyai relevansi serta detail dokumen.



Dalam proses gugatan itu, Kementerian Koordinator Kemaritiman menyampaikan daftar rekomendasi soal reklamasi teluk Jakarta berupa powerpoint melalui surat elektronik. Adapun yang diminta Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta adalah kajian komprehensif dari segi lingkungan, hukum, dan sosial, yang menjadi dasar kebijakan melanjutkan reklamasi.
Anggota majelis KIP Dyah Aryani mengatakan, Kemenko Kemaritiman sudah cukup kooperatif dalam menjalankan kewajibannya menyediakan informasi untuk masyarakat.
Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta mengajukan gugatan tentang informasi kajian komite gabungan reklamasi sejak Agustus 2016 lalu. Ketika itu, Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan belum menyatakan pada publik bahwa proyek reklamasi akan dilanjutkan. Padahal sebelumnya, mantan Menko Maritim Rizal Ramli menyatakan reklamasi dibatalkan.
Naskah akademik yang menjadi landasan Rizal Ramli itulah yang dicari Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta. Alasannya, kalau itu dibuka, metode penelitian bisa dibandingkan sehingga diketahui penyebab mengapa dengan landasan kajian yang sama bisa keluar putusan berbeda.
Peneliti Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) dan anggota Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta, Rayhan Dudayev menduga hasil kajian terkait Teluk Jakarta tidak komprehensif dan tertutup. Menurutnya segala bentuk kajian atau dokumen yang menjadi kebijakan harus dipublikasikan.
"Kemungkinan kita akan menempuh upaya hukum berikutnya, karena dissenting opinion sudah jelas segala kajian yang menjadi landasan kebijakan harus disampaikan dan dipublikasikan," ujar Rayhan.
Rayhan mengatakan publik masih bertanya-tanya, apakah kajian tersebut dibuat secara obyektif atau tidak. Ia mengatakan, alasan mengajukan permohonan informasi adalah ingin mempelajari dan mengetahui hasil kajian komite gabungan reklamasi Teluk Jakarta yang diperintahkan oleh Presiden Jokowi sebagai bahan kajian dari perspektif hukum lingkungan hidup.
Anggota koalisi Marthin Hadiwinata mengatakan, kajian yang disengketakan itu merupakan dokumen yang menjadi dasar kebijakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan publik berhak mengetahuinya. Ketua Pengembangan Hukum dan Pengembangan Nelayan KNTI ini mengatakan, koalisi akan menunggu salinan putusan tersebut, sebelum akhirnya mengajukan banding ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
"Kami menyatakan kecewa terhadap keputusan ini. Kekecewaan ini karena apa yang kami inginkan, kami mohonkan informasinya adalah informasi yang menjadi dasar bagi pemerintah melakukan rekomendasi tersebut," kata Marthin.

sumber : beritagar.id

Audit Lingkungan Bukan Untuk Meneruskan Reklamasi Kata Tim Sinkronisasi

Anggota tim sinkronisasi Anies Baswedan - Sandiaga Uno Marco Kusumawijaya mengatakan pihaknya tetap tegas menolak proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Sikap tersebut berupa menolak izin baru terhadap reklamasi dan membatalkan izin terhadap reklamasi pulau yang belum terlaksana.
"Yang baru terlaksana kan hanya beberapa pulau, sebagian jadi sebagian setengah jadi. Ini tetap akan distop‎," kata Marco di Balaikota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa, (23/5/2017).



Untuk pulau reklamasi yang sudah jadi,menurut Marco peruntukannya akan dialihkan untuk kepentingan publik. ‎Oleh karena itu diperlukan audit lingkungan untuk mengkaji seberapa besar dampak pulau reklamasi bagi lingkungan serta masyarakat pantai utara jakarta.
"Jadi audit lingkungan bukan untuk meneruskan reklamasi. Audit lingkungan untuk menentukan langkah-langkah apa yang tepat utntuk menindaklanjuti penghentian reklamasi dengan baik yang sesuai koridor hukum dan mengembalikan keadaan lingkungan dengan baik," paparnya.
Adanya audit lingkungan merupakan usul dari tim pemprov DKI yang melakukan pembahasan bersama tim sinkronisasi Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta, Gamal Sinurat mengatakan sebelum menghentikan reklamasi sebaik dilakukan audit terlebih dahulu.
"Supaya nanti program berikutnya lebih tahu, jadi tahu apa yang mau dilakukan di atas pulau-pulau terbangun itu. Itu hal yang cukup berbeda dan signifikan," katanya.
Audit lingkungann sendiri, nanti menurut Gamal akan dilakukan oleh dinas lingkungan hidup pemprov DKI. Audit hanya dilakukan terhadap pulau reklamasi yang kadung jadi.
"Yang akan (reklamasi) kan nanti berhenti," pungkasnya.

Sumber : Tribunnews.com

Monday, May 22, 2017

Ilmuan Menemukan Bagaimana Larva Karang Bereaksi Terhadap Stress di Taiwan

UC Santa Barbara mempublikasikan hasil penelitian bagaimana larva karang bereaksi terhadap tekanan lingkungan, untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang.
Hasilnya? Larva tidak dapat mentoleransi stress.  Hasil peneltian dipublikasi dalam Proceedings of the Royal Society B
 
 
"Penelitian ini benar - benar mencerminkan bagaimana laut berubah lebih hangat dan asidifikasi berdampak pada kemampuan penyebaran larva karang dan kontribusinya membentuk koloni baru" kata Gretchen Hofmann, professor pada UCSB's Department of Ecology, Evolution and Marine Biology. "Jika indukan mampu menghasilkan keturunan yang kuat, makan akan ada harapan untuk melihat karang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim"
Bimbingan Hofmann, Emily Rivest dan rekan di Taiwan mempelajari larva Pocillopora damicornis dari Moorea dan Taiwan, lokasi yang mendekati wilayah penyebaran spesies. Mereka bertujuan mengetahui bagaimana karang muda bereaksi terhadap 2 kondisi stress yang muncul bersamaan : peningkatan suhu dan pengasaman (asidifikasi) laut.

Spesimen dari taiwan ditemukan kurang toleran terhadap kenaikan suhu air, dibanding spesimen dari Moorea.  Terhadap asidifikasi, kedua spesimen tidak menunjukkan tanda stress.  Peneliti mengumpulkan larva dari spesimen dewasa dan melepaskannya di lokasi percobaan pada malam hari.  Kemudian peneliti mengambil lemak (lipid) yang diuji strukturnya.

"Meskipun tidak ada satu solusi yang sesuai untuk semua, terlihat bahwa ada tempat di mana karang akan tumbuh dengan baik di bawah kondisi perubahan di masa depan. Jika kita terus berupaya dalam hal ini, maka kita dapat membantu mengidentifikasi terumbu karang yang akan lebih tahan terhadap perubahan iklim akibat manusia. " Kata peneliti.

Sumber : www.sciencedaily.com

Jenis Ikan Dilindungi, Apa Saja?

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar menggelar aksi bersama tentang pengendalian pemanfaatan biota perairan yang...